Selasa, 23 Agustus 2016

Logo STAIN PAREPARE

Terkadang bagi teman-teman mahasiswa sekkolah tinggi agama isalam Parepare sibuk mencari logo kampus hijau. Namun mereka juga bingung karna kualitas dan resolusinya rendah,,,


tenang bagi yang minat, silahkan langsung Copy


LOGO STAIN PAREPARE

jangan lupa di subscribe

Sabtu, 25 April 2015

Penerimaan Siswa Baru Yayasan Pendidikan Azmar

Dengan Semangat Prestasi yang gemilang, Yayasan pendidikan Azmar Pusat parepare kembali membuka penerimaan siswa baru tahun ajaran 2015/2016.

Dengan didukung oleh fasilitas yang lengkap dan para pengajar yang handal serta progaram bea siswa, menjadikan Yayasan Gajah mada sebagai pilihan yang tepat untuk melanjutkan pendidikan.

Ayooo... Buruan daftarkan anak anda.....

Sabtu, 12 April 2014

Contoh Proposal



A.   Latar Belakang
Komunikasi Penyiaran Islam sebagai jurusan yang bergelut dimedia penyiaran yang islami dituntut untuk memberikan pemahaman lebih kepada Mahasiswa mengenai media-media komunikasi, baik komunikasi Antar individu maupun Komunikasi Massa. Karena komunikasi tidak akan bisa berlangsung tanpa menggunakan media.
Media Komunikasi merupakan mata kuliah yang mengajarkan media-media yang digunakan dalam penyampaian pesan dalam berkomunikasi. Dimana dalam pembelajarannya Mahasiswa diajarkan berbagai teori tentang media komunikasi terutama komunikasi Massa. Namun dalam penjelasannya, media yang ditampilkan langsung hasil dari media itu sendiri tanpa mengetahui bagaimana enkoding dari sebuah pesan sehingga bisa dinikmati oleh penerima pesan.
Laboratorium siar yang dimiliki Prodi DAKWAH dan KOMUNIKASI (DAKOM) merupakan salah satu contoh pengolah pesan dalam bentuk media Elektronik yang dikenal dengan sebutan Radio. Meskipun demikian, mahasiswa tidak dapat mengamati secara langsung proses pengolahan pesan itu sendiri dikarenakan beberapa kendala diantaranya beberapa komponen dari radio itu sendiri yang tidak berfungsi. Selain itu, pembagian radio berdasarkan frekuensinya yaitu AM dan FM, radio siar yang dimiliki DAKOM masih tergolong FM.
Agar Mahasiswa mengetahui perbedaan dari radio AM dan Radio FM itu sendiri, baik dari segi fungsi maupun dari segi komponen-komponen radio siar yang digunakan dalam radio AM dan FM tersebut. Maka diperlukan pengamatan secara langsung guna mendapatkan pemahaman yang lebih detail dari perbedaan  tersebut. Dalam hal ini untuk Radio dengan frekuensi AM yang dekat dari lokasi kampus STAIN Parepare terletak di Kab. Wajo yaitu Radio Suara AS’ ADIYAH sengkang.
Dengan pengamatan langsung tersebut, Mahasiswa diharapkan memiliki wawasan lebih dalam tentang Radio siar dan memiliki motivasi untuk lebih mengembangkan Radio Siar yang dimiliki oleh Kampus STAIN parepare untuk kepentingan akademik.
B.   Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah Study Banding ke Radio As’ Adiyah Sengkang.
C.   Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah :
1.        Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang fungsi radio sebagai media komunikasi.
2.        Memberikan pemahaman kepada Mahasiswa tentang perbedaan dari radio dengan Frekuensi AM dan FM baik dari segi fungsi maupun komponen yang digunakan.
D.   Sasaran
Mahasiswa prodi Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam semester V (empat)
E.  Manfaat yang akan diperoleh
Dengan kegiatan ini, mahasiswa diharapkan mampu membedakan radio FM dan AM itu sendiri baik dari segi komponen radio maupun dari segi fungsi radio sebagai media komunikasi untuk bekal menjadi calon penyiar yang islami.
F.   Waktu Pelaksanaan dan Tempat Kegiatan
1.        Waktu pelaksanaan : 1 (satu) hari, Pasca Final mata kuliah MEDIA KOMUNIKASI
2.        Tempat Kegiatan    : Radio Suara As’Adiyah sengkang
G.  Sumber Dana
Donatur Ketua Jurusan Dakwah dan Komunikasi


H.  Rincian Biaya
Adapun rincian biaya kegiatan ini berdasarkan jumlah peserta yaitu Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam berserta Dosen Pengampuh mata kuliah MEDIA KOMUNIKASI dengan mempertimbangkan Transportasi dan Komsumsi maka dana yang dibutuhkan sebesar Rp. 700.000,- (tujuh ratus ribu rupiah)
I.      PENUTUP DAN PENGESAHAN
Demikian proposal ini dibuat untuk dijadikan pedoman pelaksanan kegiatan. Hal – hal lain yang belum diatur dalam proposal ini akan dibuat kemudian.

Parepare , 14 April 2014

   Dosen Pengampuh                                                                  Ketua ROMBEL


          Baskar                                                                                  Dakom




Senin, 24 Maret 2014

JUAL DAN SERVICE KOMPUTER

IMFRA KOMPUTER PARE

PUSAT PENJUALAN DAN SERVICE KOMPUTER
Jl. Bau Massepe, Depan KFC parepare

Punya komputer, CPU, Printer, atau LCD infocus yang rusak,,,?

tenang, IMFRA KOMPUTER SOLUSINYA

pusat penjualan dan service komputer yang beralamat kan di depan KFC parepare, yang menerima service

dan menjual dan membeli laptop SECOND dan baru.

beberapa Laptop second yang ready dengan Harga yang nego dapat anda temukan disini dengan berbagai merk,

diantaranya,,,








Serta beberapa lagi merek yang lain,

Untuk Informasi,

Hubungi : Imfra Komputer
              : Telepon : 42127216

JUAL LAPTOP SECOND

Mau beli laptop,,?

cari yang baru, tapi mahal,,,?

cari yang second, tapi bingung cari dimana,,,?

ok gang, aku punya info bagi teman-teman yang cari laptop second, kebetulan ada yang ready nich....

ACER ASPIRE V5 431


Acer Aspire V5-431,spesifikasi : Intel 1007U / 1.40Ghz / 14.1" Display / 2GB Ram / 320GB HDD / VGA intel HD 4000 / Wifi,Bluetooth 4.0/ DVD-Rw/Dos
ProcessorIntel 10007U
Clockspeed1.4Ghz ( Chace 2MB)
Display Size14.1" WXGA LED
DisplayIntel HD 4000
Max Resolution1366 x 768
Memory RAM2 GB DDR3 PC10600
Storage320 GB HDD
Network ConnectionWi/Fi 802.11 a/b/g/n ,LAN,Bluetooth v 4.0
Optical DriveDVD /RW Supermulti
Operating SytemDos
Port3xUsb, Mini HDMi, Headphone/Mic, Micro SD
CameraAcer Crystal eye HD webcam
Weight2.3 Kg (Unit only)
Battery4 Cell Lithium-Polimer ion
ColorsSilver ,Blue
Carrying CaseShoulder Bag Acer
Warranty3 Year Limited Warranty by Acer Indonesia
FeaturedAudio Advance Dolby, slim Design ,New processor
Harga Rp. 3.000.000,- ( bisa Negosiasi )
Bagi yang minat, silahkan datang aja ke
IMFRA KOMPUTER PARE

Jl. Bau massepe, depan KFC parepare.

7 Keajaiban Dunia Terbaru

Indonesia yang awalnya masuk Tujuh keajaiban dunia kini tersingkir. Mungkin ini akibat ketidak pedulian

kita sebagai warga indonesia atau kah karena ketidak pedulian pemerintah.

Brobudur yang dulunya masuk 7 keajaiban dunia kini tersingkir akibat pengelolah yang kurang perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar candi. dan Parahnya lagi, Pulau KOMODO yang kita banggakan harus kita relakan tersingkir oleh pesaing yang lain akibat poling dari internet maupun telepon kalah jauh dari ketujuh kandidat yang lain, meskipun sebenarnya Pulau Komodo sempat masuk dalam tujuh besar.
 Berikut ini daftar tujuh keajaiban dunia, seperti dilansir The Richest (06/03/2014). Foto ketujuh keajaiban dunia oleh The Richest. 
7. Christ the Redeemer, Rio de Janeiro
Christ the Redeemer, Rio de JaneiroMendominasi Rio de Janeiro dari puncak Gunung Corvocado, patung Kristus Sang Penebus berdiri pada ketinggian 2.329 kaki di atas alas yang juga berfungsi sebagai kapel. Diresmikan pada tahun 1931, gagasan untuk membangun sebuah patung raksasa di gunung sebagai tanggal landmark dari tahun 1921, ketika Keuskupan Agung Rio de Janeiro memutuskan untuk memperingati Kemerdekaan Brasil Centenary. Keuskupan Agung mengorganisir sebuah acara yang disebut Semana do Monumento, “Minggu monumen,” untuk menarik sumbangan, terutama dibuat oleh umat Katolik. Biaya untuk membangun monumen sebesar $ 250.000 pada tahun 1931, atau saat ini sekitar $ 3.500.000. Bobotnya lebih dari 1.000 ton, patung raksasa dapat dilihat baik siang dan malam dari setiap sudut di kota tersebut.
6. El Castillo di Chichen Itza, Meksiko
El Castillo di Chichen Itza, MeksikoTerletak di daerah pusat-utara Semenanjung Yucatan di Meksiko, Chichen Itza adalah benteng pra-Columbus, pernah menjadi pusat politik dan ekonomi peradaban bangsa Maya. Benteng ini dibangun sekitar tahun 600 dan pusatnya adalah anak tangga piramida Mesoamerika, El Castillo, dengan total 365 anak tangga, jumlah hari dalam setahun. Piramida berbasis persegi sebagai sebuah kuil dan dirancang sehingga selama semua ekuinoks, matahari terbenam akan melemparkan bayangan menyerupai sosok ular menuruni tangga utara bangunan tersebut. Ular ini sebenarnya representasi alegoris Dewa Maya Kukulcan, juga dikenal sebagai ular berbulu. Benteng dan piramida ditinggalkan selama penaklukan Spanyol pada abad ke-19, monumen itu sudah tertutup vegetasi. Biaya untuk membangun dan rahasia arsitektur tetap menjadi misteri.
5. Machu Picchu di Andes, Peru
Machu Picchu di Andes, PeruReruntuhan Inca yang terkenal ditemukan oleh arkeolog Hiram Bingham pada tahun 1911 adalah salah satu terindah dan paling misterius di dunia. Kota Machu Picchu dibangun pada batu antara sayap dari dua pegunungan dari rantai pegunungan timur Andes, mendominasi lembah sempit dan Sungai Urubamba curam. Pada ketinggian 8.000 meter di atas permukaan laut, dikelilingi oleh teras pertanian cukup untuk memberi makan seluruh penduduk kota, irigasi oleh mata air alami, dengan istana-istana, mandi, kuil, lumbung, dan lebih dari 150 rumah diselimuti awan. Namun, keringat dan kerja keras pasti sulit untuk mengalahkan segalanya. Beberapa batu bata berat lebih dari 50 ton diukir secara cermat. Dibangun sekitar 1450 sebagai tempat peristirahatan bagi kaisar Inca, butuh waktu hampir 100 tahun untuk menyelesaikannya, dan ditinggalkan segera setelah penaklukan Spanyol.
4. Ancient City of Petra, Yordania
Ancient City of Petra, YordaniaHarta arkeologi yang luar biasa, kota kemerahan diukir di tebing berbatu di Petra adalah permata tak ternilai harganya dari Yordania. Ini adalah mahakarya tersembunyi dari Barat selama lebih dari 2.000 tahun, sampai akhirnya ditemukan oleh penjelajah dari Swiss, Johann Ludwig Burckhardt pada tahun 1812. Kota kemerahan adalah 162 km sebelah selatan dari ibukota Yordania Aman, dan dibangun di atas teras dekat Lembah Musa. Kota ini lebih dari 2.600 tahun bersejarah, dan terus mempesona dengan arsitektur yang sangat besar, struktur besar, sebuah kompleks cerdik sistem saluran air, yang semuanya berdiri kokoh. Ibukota legendaris dari Nabatean, populasi Arab yang memerintah wilayah tersebut sampai penaklukan Romawi, adalah kompleks kuil dan bangunan diukir di batu.
3. Colosseum di Roma
Colosseum di RomaAwalnya bernama Flavian Amphitheatre, setelah nama keluarga Kaisar Vespasianus, Colosseum adalah bangunan paling mengesankan dari Kekaisaran Romawi. Kaisar Vespasian mulai membangun Colosseum pada tahun 72 Masehi. Setelah tujuh tahun kerja keras dan keringat, bangunan bahkan tidak mencapai seperempat dari puncaknya. Tapi melawan segala rintangan, satu tahun kemudian bangunan megah didedikasikan, setelah Titus mengambil alih tahta. Perayaan berlangsung 100 hari, namun beberapa tahun kemudian saudaranya Domitianus akhirnya selesai. Amfiteater raksasa ini dibangun atas dasar danau buatan, bagian dari sebuah taman yang dibangun oleh Kaisar Nero di pusat kota Roma, yang termasuk Colossus, sebuah patung raksasa Nero, nama ampiteater. Pada awalnya, pertempuran antara binatang, maka itu datang giliran pria untuk melawan binatang, dan akhirnya gladiator yang berjuang untuk hidup atau mati. Tempat duduk 50.000 penonton, biaya antara $ 750 juta hingga $ 1 miliar saat ini untuk membangun struktur kolosal tersebut.
2. Taj Mahal, India
Taj Mahal, IndiaTaj Mahal adalah monumen arsitektur terbesar di India, dibangun oleh Kaisar Mughal kelima Shah Jahan sebagai makam bagi istri tercinta ketiga, Mumtaz Mahal, seorang putri Persia yang meninggal selama kelahiran anak ke-14 mereka. Konstruksi monumen yang luar biasa dimulai pada 1642 dan butuh 20.000 pekerja, 1.000 gajah untuk membawa bahan bangunan, dan 22 tahun untuk menyelesaikannya. Dibangun pada marmer putih yang dibawa dari berbagai negara, Taj Mahal didekorasi pirus Tibet, batu akik Yaman, safir Ceylon, ametis Persia,karang Arab, batu giok Cina, perunggu Rusia, dan mutiara dari Samudera Hindia. Warnanya tampak berubah tergantung pada waktu hari dan sinar bulan. Menurut legenda , proyek ini adalah karya arsitek Turki terkenal Ustad Isa Khan. Setelah selesai, sang kaisar memerintahkan tangannya dipotong sehingga ia tidak akan pernah bisa mampu menciptakan sesuatu yang spektakuler seperti Taj Mahal. Kembali pada tahun 1640, biaya $ 8 juta untuk membangunnya, yang akan diterjemahkan lebih dari $ 1 miliar dalam uang saat ini
1. The Great Wall of China
The Great Wall of ChinaSalah satu landmark terbesar peradaban manusia, Tembok Besar Cina membentang lebih dari gurun, dataran, dan pegunungan seperti naga raksasa. Butuh waktu lebih dari 2.000 tahun untuk menyelesaikan dinding, dari abad ke-7 SM sampai Dinasti Ming (1368-1644 M), dan dimaksudkan untuk melindungi Cina dari invasi Mongol, musuh yang terbesar pada saat itu. Yang pertama dan paling luar biasa bagian mengambil 10 tahun untuk membangun. Setelah penyatuan Cina oleh kaisar pertama Dinasti Qin, antara 221-206 SM, berbagai bagian dari dinding bersatu. Struktur terbesar di dunia, mengingat volume, angin turun ke utara negara itu, menghubungkan Shanhaiguan ke timur ke Jiayuguan ke barat, peregangan untuk 3.889 mil. Terbuat dari batu bata, batu, dan kayu, diyakini menelan biaya sekitar $ 260 milyar untuk membangun Tembok Besar China jika dikonversikan saat ini. Saat itu, orang-orang Cina dipaksa oleh Kaisar Qin Shi Hunag untuk membangun dinding tanpa dibayar apapun. Banyak dari mereka meninggal karena kelelahan dan penyakit lainnya, karena mereka harus membawa batu yang sangat besar. Mayat-mayat itu dikubur di lubang dekat dinding, bukan di dinding sebagai banyak legenda yang beredar, yang akan menyebabkan titik-titik lemah yang bisa menghancurkan Tembok Besar China.

Sungguh disayangkan Nama INDONESIA tak lagi berdengung dalam daftar 7 KEAJAIBAN DUNIA.

Jumat, 21 Maret 2014

ISLAM DAN BUDAYA LOKAL

Menjalani aktifitas kuliah sehari-hari terkadang membuat suntuk. Untuk menghibur diri

admin mencoba menghibur diri dengan share dan berbagi ilmu dengan teman teman yang butuh.

Ini adalah contoh makalah yang telah admin buat saat masih semester 2 dibangku kuliah.

dari pada berlama-lama, mending langsung aja ke inti dah.....



KATA PENGATAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
                             
Puji syukur senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan inayahnya sehingga pada hari ini kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik, meskipun kami tahu masih banyak kekurangan dari  makalah ini dan jauh dari kesempurnaan. Dan tak lupa pula kami kirimkan salam dan salawat kepada junjungan kami Nabi Besar Muhammad SAW. Yang telah mengorbankan segala darinya demi menegakkan agama Allah dan untuk memberikan kemaslahatan bagi seluruh ummat manusia.
Rasa syukur dan terima kasih kepada kedua orang tua kami, yang telah memberikan kesempatan dan amanah kepada kami untuk menuntut ilmu di STAIN Parepare ini, dan kami akan berusaha menjaga amanh itu dengan sebaik-baiknya.
Dan terima kasih pula kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam penyelesaiaan makalah ini, yang turut berpartisipasi serta memberikan dorongan, dukungan, dan semangat untuk menyelesaikan makalah. Dan yang terkhusus kami ucapakan terima kasih banya kepada dosen pembimbing kami yang telah meluangkan waktunya untuk mengajari kami membuat makalah ini, hingga sampai selesai.
Kami penyusun makalah ini kami memberikan kritik dan saran yang sifat membangun untuk kami.

                                                                             Penyusun,
Parepare,24 Nop.13


Kelompok II

BAB II PEMBAHASAN
A.     Budaya Indonesia Sebelum & Setelah Islam Datang
     Sebelum Islam masuk ke bumi Nusantara, sudah terdapat banyak suku bangsa, organisasi pemerintahan, struktur ekonomi, sosial dan budaya di Nusantara yang berkembang. Semua itu tidak terlepas dari pengaruh sebelumnya, yaitu kebudayaan nenek moyang (animisme dan dinamisme), dan Hindu Budha yang berkembang lebih dulu daripada Islam.
Seperti halnya kondisi masyarakat daerah pesisir pada waktu itu, bisa dikatakan lebih maju daripada daerah lainnya. Terutama pesisir daerah pelabuhan. Alasannya karena daerah pesisir ini digunakan sebagai pelabuhan dan pusat perdagangan. Penduduk pesisir terkena percampuran budaya (akulturasi) dengan pedagang asing yang singgah. Secara tidak langsung, dalam perdagangan yang dilakukan antara keduanya, mereka menjadi mengerti kebudayaan pedagang asing. Pedagang asing ini seperti pedagang dari Arab, Persia, China, India dan Eropa.
Berbeda dengan daerah pedalaman yang lebih tertutup (konservatif) dari budaya luar. Sehingga mereka lebih condong pada kebudayaan nenek moyang mereka dan sulit menerima kebudayaan dari luar. Awalnya Islam masuk dari pesisir kemudian menuju daerah pedalaman. Masuknya Islam masih sudah terdapat kerajaan-kerajaan bercorak Hindu Budha yang masih eksis, diantaranya adalah kerajaan Majapahit dan kerajaan Sriwijaya. Selain itu terdapat kerajaan-kerajaan kecil yang tidak tersentuh oleh pengaruh Hindu dari India. Kerajaan-kerajaan di Sulawesi misalnya Gowa, Wajo, Bone dan lainnya. Kerajaan-kerajaan di Sulawesi tidak menunjukkan adanya pengaruh Hindu. Contohnya dalam penguburan pada masyarakat Gowa masih berdasarkan tradisi nenek moyang, yaitu dilengkapi dengan bekal kubur.
Hindu Budha lebih dulu masuk di Nusantara daripada Islam. Islam masuk ke Nusantara bisa dengan mudah dan lebih mudah diterima masyarakat pada waktu itu dengan berbagai alasan. Pertama, situasi politik dan ekonomi kerajaan Hindu, Sriwijaya dan Majapahit yang mengalami kemunduran. Hal ini juga disebabkan karena perluasan China di Asia Tenggara, termasuk Nusantara.

1.        Masuknya Islam ke Indonesia
Durasi penyebaran awal Islam Indonesia dalam kisaran abad ke-7 hingga 13 Masehi. Penyebarnya berasal dari Arab, Persia, dan India (Gujarat, Benggala). Profesi para penyebar umumnya pedagang, mubalig, wali, ahli-ahli tasawuf, guru-guru agama, dan haji-haji. Mereka menyebarkan Islam lewat sejumlah saluran. Saluran-saluran ini berlangsung dalam enam aras, yaitu perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan, seni dan tawaran pembentukan masyarakat egalitarian dalam strata sosial.

a.        Perdagangan
Perdagangan merupakan metode penetrasi Islam paling kentara. Dalam proses ini, pedagang nusantara dan Islam asing bertemu dan saling bertukar pengaruh. Pedagang asing umumnya berasal dari Gujarat dan Timur Tengah (Arab dan Persia). Mereka melakukan kontak dengan para adipati wilayah pesisir yang hendak melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit. Sebagian dari para pedagang asing ini menetap di wilayah yang berdekatan dengan pantai dan mendifusikan Islam mereka.
Tatkala para pedagang asing menetap (baik sementara waktu ataupun seterusnya)  mereka membangun pemukiman yang disebut Pekojan. Banyak di antara para saudagar Islam yang kaya sehingga menarik hati kaum pribumi, terutama anak-anak kaum bangsawan, untuk menikahi mereka. Masalahnya, para pedagang menganggap pernikahan dengan penganut berhala tidak sah. Mereka mensyaratkan bahwa untuk menikah, penduduk Indonesia harus masuk Islam dengan mengucapkan syahadat terlebih dahulu. Proses pernikahan singkat, tidak melalui upacara yang panjang-lebar, membuat kalangan pribumi semakin menerima keberadaan orang-orang asing berikut agama barunya ini. Mukimnya pedagang Islam dalam kegiatan perdagangan (sekadar transit atau menetap), membuat mereka berkembang biak di sekitar wilayah pelabuhan. Pola ini mampu mengembangkan pemukiman Islam baru (disebut koloni). Ini menjelaskan mengapa Kerajaan Islam nusantara selalu berawal dari wilayah-wilayah pesisir seperti Bone, Banjar, Banten, Demak, Cirebon, Samudera Pasai, Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo, Hitu, ataupun Deli.

b.        Perkawinan
Seperti telah dipaparkan sebelumnya, perkawinan banyak dilakukan antara pedagang Islam dengan putri-putri adipati. Dalam pernikahan, mempelai pria Islam (juga wanitanya) mengajukan syarat pengucapan kalimat syahadat sebagai sahnya pernikahan. Anak-anak yang dihasilkan dari pernikahan tersebut cenderung mengikuti agama orang tuanya yang Islam. Perkawinan antara saudagar Islam dengan anak-anak kaum bangsawan, raja, atau adipati menguntungkan perkembangan Islam. Status sosial, ekonomi, dan politik mertua-mertua mereka memungkinkan Islam melakukan penetrasi langsung ke jantung kekuasaan politik lokal (palace circle). Saat sudah berada di aras pusat kekuasaan politik, penerbitan kebijakan-kebijakan yang menguatkan penyebaran Islam mendapat prioritas dalam input, konversi, dan output kebijakan para sultan atau para adipatinya.

c.         Tasawuf
Tasawuf merupakan epistemologi Islam yang banyak menarik perhatian kalangan pribumi. Metodenya yang toleran, tidak mengakibatkan cultural shock signifikan, membuat banjir penganut Islam baru. Tasawuf cenderung tidak menciptakan posisi diametral Islam dengan budaya India ataupun tradisi lokal yang dipraktekkan kalangan pribumi. Tokoh-tokoh tasawuf Hamzah Fansuri, Syamsudin Pasai, ataupun beberapa tokoh Wali Sanga (termasuk juga Syekh Siti Jenar) mengambil posisi kunci dalam metode penyebaran ini. Lewat tasawuf pula, bentuk Islam yang diperkenalkan menunjukkan persamaan dengan alam pikiran orang-orang Jawa-Hindu, çina, dan Buddha. Akibatnya, Islam tidak dipandang sesuatu yang sama sekali asing bagi kalangan pribumi.

d.        Pendidikan
Sebelum Islam masuk, Indonesia dikenal sebagai basis pendidikan agama Buddha, khususnya perguruan Nalendra di Sumatera Selatan. Pecantrikan dan Mandala adalah sekolah tempat para penuntut ilmu di kalangan penduduk pra Islam. Setelah Islam masuk, peran Pecantrikan dan Mandala tersebut diambil alih lalu diberi muatan Islam dalam kurikulumnya. Kini pesantren (Islam) berlaku sebagai pusat pembinaan guru agama, kiai, dan ulama. Selesai pendidikan, lulusan kembali ke kampung dan desa masing-masing untuk menjadi tokoh agama atau mendirikan pesantren sendiri. Misalnya Raden Rahmat (Sunan Ampel) yang mendirikan pesantren di Ampel Denta. Selain itu, pesantren yang didirikan Sunan Giri menjadi terkenal hingga Maluku dan menyebabkan penduduk Maluku (khususnya wilayah Hitu) datang berguru pada Sunan Giri. Atau, para kiai dari Giri diundang mengajar ke Hitu. Biasanya, yang diundang menjadi khatib, modin, atau kadi masyarakat Hitu dan diberi upah cengkih.

e.         Seni
Tidak bisa dipungkiri, seni punya peran signifikan dalam penyebaran Islam. Orang Indonesia sebelum kedatangan Islam terkenal sebagai seniman-seniman jenius yang punya kemashuran tinggi. Lewat seni, Islam mampu menjangkau segmen lebih luas masyarakat pribumi, termasuk para elitnya. Sunan Kalijaga misalnya, menggunakan wayang sebagai cara dakwah baik atas penduduk biasa maupun elit sosial. Sunan Bonang menggunakan gamelan dalam melantunkan syair-syair keagamaan. Ini belum termasuk tokoh-tokoh lain yang mengadaptasi seni kerajinan lokal dan India yang diberi muatan Islam.

f.       Egalitarianisme
Egalitarianisme akhirnya menempati posisi kunci. Problem utama di budaya sebelumnya adalah stratifikasi sosial berdasarkan kasta. Meski tidak terlampau ketat, Hindu di Indonesia sedikit banyak dipengaruhi terbentuknya kasta sosial seperti Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra dan Paria. Masyarakat biasa kurang leluasa dengan sistem ini, oleh sebab mengakibatkan sejumlah keterbatasan dalam hal pergaulan dan perkawinan. Lalu, Islam datang dan tidak mengenal stratifikasi sosial. Mudah dipahami, orang-orang Indonesia (terutama dari kasta bawah) yang hendak bebas merespon baik agama baru ini.











B.   Akulturasi Budaya Indonesia dengan Budaya Islam
Sebelum Islam masuk dan berkembang, Indonesia sudah memiliki corak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha. Dengan masuknya Islam, Indonesia kembali mengalami proses akulturasi (proses bercampurnya dua (lebih) kebudayaan karena percampuran bangsa-bangsa dan saling mempengaruhi), yang melahirkan kebudayaan baru yaitu kebudayaan Islam Indonesia. Masuknya Islam tersebut tidak berarti kebudayaan Hindu dan Budha hilang. Bentuk budaya sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat kebendaan/material tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat Indonesia.
Untuk lebih memahami wujud budaya yang sudah mengalami proses akulturasi dapat Anda simak dalam uraian materi berikut ini.
1)    Akulturasi Bentuk Fisik
a)  Bangunan
·         Mesjid
Bentuk Bangunan. Kebanyakan mesjid di Indonesia terutama di Jawa berbentuk seperti pendopo yang berbentuk bujur sangkar. Selain itu atap mesjid berbentuk tumpang. Ini merupakan perpaduan dengan Hindu dimana tumpang dalam agama Hindu menghiasi pura. Atap ini sangat berbeda dengan atap-atap masjid di Timur Tengah sebagai asal Islam. Akan tetapi dalam Islam tidak ada aturan khusus dalam masalah atap masjid, yang terpenting dapat dijadikan sebagai tempat sholat. Atap ini juga selalu ganjil, yaitu 3 atau 5.
Menara. Menara berfungsi sebagai tempat untuk menyerukan azan. Menara merupakan salah satu kelengkapan masjid. Akan tetapi di Indonesia hanya masjid Kudus dan banten saja yang memiliki menara. Menara msjid Kudus terbuat dari terakota yang tersusun seperti candi sedangkan di Banten bentuk menara yang lebih menyerupai mercusuar Eropa.
Letak Mesjid. Selain bentuk masjid dan menara, letak masjid juga memiliki keunikan. Penempatan masjid di Indonesia terutama masjid jami’ letaknya sesuai dengan tata letak macapat, yaitu masjid diletakkan disebelah barat alun-alun dekat dengan istana (keraton) yang merupakan simbol tempat bersatunya rakyat dengan rajanya. Sebenarnya penempatan majid dalam Islam tidak diatur secara khusus. Selain itu penempatan masjid diletakkan dekat dengan makam. Letak yang seperti ini terutama untuk makam raja-raja. Contoh masjid kuno lain Masjid Agung Demak, Masjid Gunung Jati (Cirebon), Masjid Kudus dan sebagainya.

·         Makam
Yang berciri-ciri dari wujud akulturasi pada bangunan makam terlihat dari:
1.    Makam-makam kuno dibangun di atas bukit atau tempat-tempat yang keramat.
2.    Makamnya terbuat dari bangunan batu yang disebut dengan Jirat atau Kijing, nisannya juga terbuat dari batu.
3.    Di atas jirat biasanya didirikan rumah tersendiri yang disebut dengan cungkup atau kubba.
4.    Dilengkapi dengan tembok atau gapura yang menghubungkan antara makam dengan makam atau kelompok-kelompok makam. Bentuk gapura tersebut ada yang berbentuk kori agung (beratap dan berpintu) dan ada yang berbentuk candi bentar (tidak beratap dan tidak berpintu).
5.    Di dekat makam biasanya dibangun masjid, maka disebut masjid makam dan biasanya makam tersebut adalah makam para wali atau raja.
·         Istana
Bangunan istana arsitektur yang dibangun pada awal perkembangan Islam, juga memperlihatkan adanya unsur akulturasi dari segi arsitektur ataupun ragam hias, maupun dari seni patungnya contohnya istana Kasultanan Yogyakarta dilengkapi dengan patung penjaga Dwarapala (Hindu).

2.    Akulturasi Bentuk Aksara dan Bahasa
a)    Aksara
Dengan masuknya Islam, dalam bidang aksara juga ikut terpengaruhi. Huruf yang berkembang adalah huruf Hijriah (aksara Arab). Di Indonesia huruf Arab tersebut diolah menjadi lebih sederhana menjadi huruf Arab yang dipakai di daerah-daerah dengan percampuran menggunakan bahasa daerah setempat. Bunyi dari tulisan menggunakan bahasa setempat (Aceh, Melayu, Sunda dan Jawa), tetapi akasaranya mengunakan aksara Arab. Secara keseluruhan tulisan yang demikian disebut dengan Arab Gundul atau Arab Gondil. Sedangkan di Jawa dan Sunda disebut Arab Pegon. Sampai saat ini huruf Arab Pegon masih digunakan oleh sebagain masyarakat di Indonesia. Masyarakat penggunanya terutama berasal dari daerah pesisir dan kalangan pesantren-pesantren tradisional. Penggunaan huruf atau bahasa Pegon itu misalnya saja dalam kitab-kitab keagamaan dan mantra-mantra.

b)    Bahasa
Konversi Islam nusantara awalnya terjadi di sekitar semenanjung Malaya. Menyusul konversi tersebut, penduduknya meneruskan penggunaan bahasa Melayu. Melayu lalu digunakan sebagai bahasa dagang yang banyak digunakan di bagian barat kepulauan Indonesia. Seiring perkembangan awal Islam, bahasa Melayu pun memasukkan sejumlah kosakata Arab ke dalam struktur bahasanya. Bahkan, Taylor mencatat sekitar 15% dari kosakata bahasa Melayu merupakan adaptasi bahasa Arab. Selain itu, terjadi modifikasi atas huruf-huruf Pallawa ke dalam huruf Arab, dan ini kemudian dikenal sebagai huruf Jawi.
3)    Akulturasi Sistem Kalender
Sebelum budaya Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia sudah mengenal Kalender Saka (kalender Hindu) yang dimulai tahun 78M. Dalam kalender Saka ini ditemukan nama-nama pasaran hari seperti legi, pahing, pon, wage dan kliwon. Setelah berkembangnya Islam Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender Jawa, dengan menggunakan perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah (Islam).
Pada kalender Jawa, Sultan Agung melakukan perubahan pada nama-nama bulan seperti Muharram diganti dengan Syuro, Ramadhan diganti dengan Pasa. Sedangkan nama-nama hari tetap menggunakan hari-hari sesuai dengan bahasa Arab. Dan bahkan hari pasaran pada kalender saka juga dipergunakan. Kalender Sultan Agung tersebut dimulai tanggal 1 Syuro 1555 Jawa, atau tepatnya 1 Muharram 1053 H yang bertepatan tanggal 8 Agustus 1633 M.
4. Akulturasi dalam bidang pernikahan
Dalam ajaran islam, syarat shah suatu perkawinan apabila memenuhi rukun pernikahan yang diantarangya :
  • Ijab
yaitu ucapan penyerahan calon mempelai wanita dari walinya atau wakilnya kepada calon mempelai pria untuk dinikahi. Misalnya: “Saya nikahkan kamu dengan Fulanah”.
  • Qabul
yaitu ucapan penerimaan pernikahan dari calon mempelai pria / walinya.
  • Calon mempelai pria dan wanita
Calon pengantin harus terbebas dari penghalang-penghalang sahnya nikah, misalnya: wanita tersebut bukan termasuk orang yang diharamkan untuk dinikahi (mahram) baik karena senasab, sepersusuan atau karena sedang dalam masa ‘iddah, atau sebab lain. Juga tidak boleh jika calon mempelai laki-lakinya kafir sedangkan mempelai wanita seorang  muslimah. Dan sebab-sebab lain dari penghalang-penghalang syar’i.

  • Wali dari calon mempelai wanita
Wali bagi wanita adalah: bapaknya, kemudian yang diserahi tugas oleh bapaknya, kemudian ayah dari bapak terus ke atas, kemudian anaknya yang laki-laki kemudian cucu laki-laki dari anak laki-lakinya terus ke bawah, lalu saudara laki-laki sekandung, kemudian saudara laki-laki sebapak, kemudian keponakan laki-laki dari saudara laki-laki sekandung kemudian sebapak, lalu pamannya yang sekandung dengan bapaknya, kemudian pamannya yang sebapak dengan bapaknya, kemudian anaknya paman, lalu kerabat-kerabat yang dekat keturunan nasabnya seperti ahli waris, kemudian orang yang memerdekakannya (jika dulu ia seorang budak), kemudian baru hakim sebagai walinya
Berdasarkan sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam:
“Tidak sah pernikahan kecuali dengan adanya wali” (HR. Imam).
Apabila seorang wanita menikahkan dirinya sendiri tanpa wali maka nikahnya tidak sah. Di antara hikmahnya, karena hal itu merupakan penyebab terjadinya perzinahan dan wanita biasanya dangkal dalam berfikir untuk memilih sesuatu yang paling maslahat bagi dirinya. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an tentang masalah pernikahan, ditujukan kepada para wali:
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu” (QS. An-Nuur: 32)
“Maka janganlah kamu(para wali) menghalangi mereka” (QS. Al-Baqoroh: 232)
Dua orang saksi (laki-laki)
Sebagaimana hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Jabir:
“Tidak sah suatu pernikahan tanpa seorang wali dan dua orang saksi yang adil (baik agamanya).” (HR. Al-Baihaqi dari Imran dan dari Aisyah)
Namun dalam budaya indonesia, diperkaya dengan beberapa akulturasi misalnya beberapa suku di idonesia antara lain
1.      ADAT PERNIKAHAN SUKU BUGIS MAKASSAR
Budaya dan adat perkawinan Bugis Makassar adalah salah satu budaya pernikahan di Indonesia yang paling kompleks dan melibatkan banyak emosi. Bagaimana tidak mulai dari ritual lamaran hingga selesai resepsi pernikahan akan melibat kan seluruh keluarga yang berkaitan dengan kedua pasangan calon mempelai. Ditambah lagi dengan biaya mahar dan "doi' panaik" atau uang naik atau biaya akomodasi pernikahan yg selangit.
Sebenarnya dulu adat budaya pernikahan yang tergolong mewah ini hanya barlaku bagi keluarga kerajaan namun sekarang mengalami pergeseran dan mulai dipraktekan masyarakat umum suku bugis makassar.
1.      Ritual
v  Lamaran (assuro/massuro)
Lamaran mungkin bisa dikatan umum dan dilakukan sebagaimana adat-adat yang ada di Indonesia, namun yang berbeda adalah acara lamaran yang memang diarahkan agar berlangsung alot dan beradu pantun istilahnya "maddongidongi/mammanu'manu'. Pihak calon laki-laki diharap mampu membalas dan menyeimbangi pantun pihak keluarga perempuan.
Dalam Lamaran dibicarakan tentang jumlah mahar, biaya pernikahan dan seserahan serta hari dan tanggal baik pernikahan. biasanya perbincangan akan sangat alot dan sering menemui jalan buntu dan harus melakukan lamaran ulang.
v  Persiapan
Persiapan pernikahan biasanya akan lebih ribet dan memakan waktu, tenaga dan biaya yang begitu besar (diluar akomodasi undangan dan sebagainya). Sebab selain mengundang secara tertulis ternyata budaya "mappada" atau memanggil secara lisan adalah adat yang tidak bisa ditinggalkan, mengundang secara lisan biasanya dilakukan oleh Ibu calon mempelai bersama Bibi atau kerabat wanita. Ini akan banyak menguras tenaga dan waktu meskipun yang akan diundang secara lisan adalah keluarga dan kerabat dekat tapi jika kita berada dalam lingkungan keluarga besar yang berjauhan akan sangat menyita tenaga.
v  Mandi Uap (A'barumbung/Mappesau)
Mandi uap atau sauna adalah salah satu ritual yang dijalankan sebelum memasuki acara pacar (mappacci) mandi sauna dilakukan secara tradisional menggunakan perapian kayubakar dibalik tirai kain atau tirai bambu. Ritual ini dilakukan selama tiga hari.
v  Makkaddo' caddi'
acara makan semacam masakan beras ketan yang diolah secara tradisional, dilakukan 2 malam sebelum hari akad nikah.
v  Akkorontigi (Mappacci) atau malam pacar.
ritual dimana kerabat keluarga mempelai memberikan tanda pacar pada tangan mempelai, maksudnya agar niat mempelai dalam menjalani pernikahan bersih sebagai nama mappacci asal kata mapaccing atau bersih dan suci.
v  Assimorong atau akad nikah.
akad nikah dilakukan di lokasi mempelai wanita. Sangat jarang dalam budaya Islam bugis makassar melakukan akad nikah atau ijab qabul di Mesjid. Mempelai laki-laki akan mendatangi kediaman mempelai wanita bersama rombongan dengan membawa erang-erang yaitu seserahan yang kemas dengan bosara dan tandu yang terbuat dari bilah bambu. Seserahan yang di kemas dalam bosara biasanya kue-kue tradisional bugis dan alat keperluan sehari-hari seperti kosmetik dan sebagainya, sedangkan dalam tandu bilah bambu diisi dengan berbagai hasil bumi biasanya buah-buahan dan sepasang ekor ayam jantan dan betina.
v  Resepsi di Lokasi Mempelai Wanita.
Biasanya setelah resepsi mempelai pria tidak diperkenankan menginap di kediaman mempelai wanita, jika kediaman si pria jauh maka di sediakan tempat di rumah tetangga dalam hal ini juga mempelai pria tidak diperkenankan memakan sajian dari kediaman mempelai wanita.
v  Resepsi di kediaman pria (Allekka’ bunting (Marolla) atau mundu mantu).
Seperti halnya sang pengantin pria pengantin wanita tidak diperkenankan memakan sajian dari kediaman pria namun tetap diinapkan dalam kediaman pria yang dalam ruangan dengan kawalan yang ketat bahkan isolasi.
v  Makkaddo Caddi
Sehari setelah resepsi dikediaman pria, biasanya dilakukan acara makan olahan beras ketan "kaddo caddi". Dan masih menerima kedatangan tamu.
v  Appa’bajikang bunting atau menyatukan kedua mempelai.
Dalam ritual ini wanita dan pria disatukan dan lepas dari isolasi. Biasanya sebagai simbolisasi dengan acara suapan dan mencium kening.
berselang beberapa hari kemudian masih dilakukan acara syukuran dengan makan-makan lappa'-lappa

2.      MENGENAL BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT JAWA TIMUR
Kebudayaan dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman; menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek) dan sebagian Bojonegoro. Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit dan ketoprak cukup populer di kawasan ini.
Kawasan pesisir barat Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Kawasan ini mencakup wilayah Tuban, Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara Jawa Timur merupakan daerah masuknya dan pusat perkembangan agama Islam. Lima dari sembilan anggota walisongo dimakamkan di kawasan ini.
Di kawasan eks-Karesidenan Surabaya (termasuk Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang) dan Malang, memiliki sedikit pengaruh budaya Mataraman, mengingat kawasan ini cukup jauh dari pusat kebudayaan Jawa: Surakarta dan Yogyakarta.
Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura, mengingat besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu.
Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara lain: tingkepan (upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, pacangan.
Penduduk Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran, pihak laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara temu atau kepanggih. Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian.



B.     Adat Pernikahan
Sebelum pernikahan dilakukan, ada beberapa prosesi yang â€Å“harus” dilakukan, baik oleh pihak laki-laki maupun perempuan. Menurut Sumarsono (2007), tata upacara pernikahan adat Jawa adalah sebagai berikut :

a.      Babak I (Tahap Pembicaraan)
Yaitu tahap pembicaraan antara pihak yang akan punya hajat mantu dengan pihak calon besan, mulai dari pembicaraan pertama sampai tingkat melamar dan menentukan hari penentuan (gethok dina).
b.      Babak II (Tahap Kesaksian)
Babak ini merupakan peneguhan pembicaaan yang disaksikan oleh pihak ketiga, yaitu warga kerabat dan atau para sesepuh di kanan-kiri tempat tinggalnya, melalui acara-acara sebagai berikut :
v  Srah-srahan  
Yaitu menyerahkan seperangkat perlengkapan sarana untuk melancarkan pelaksanaan acara sampai hajat berakhir. Untuk itu diadakan simbol-simbol barang-barang yang mempunyai arti dan makna khusus, berupa cincin, seperangkat busana putri, makanan tradisional, buah-buahan, daun sirih dan uang. Adapun makna dan maksud benda-benda tersebut adalah :
v  Cincin emas
Yang dibuat bulat tidak ada putusnya, maknanya agar cinta mereka abadi tidak terputus sepanjang hidup.
v  Seperangkat busana putri
Bermakna masing-masing pihak harus pandai menyimpan rahasia terhadap orang lain.
v  Perhiasan yang terbuat dari emas, intan dan berlian
Mengandung makna agar calon pengantin putri selalu berusaha untuk tetap bersinar dan tidak membuat kecewa.
v  Makanan tradisional
Terdiri dari jadah, lapis, wajik, jenang; semuanya terbuat dari beras ketan. Beras ketan sebelum dimasak hambur, tetapi setelah dimasak, menjadi lengket. Begitu pula harapan yang tersirat, semoga cinta kedua calon pengantin selalu lengket selama-lamanya.

v  Buah-buahan
Bermakna penuh harap agar cinta mereka menghasilkan buah kasih yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.
v  Daun sirih
Daun ini muka dan punggungnya berbeda rupa, tetapi kalau digigit sama rasanya. Hal ini bermakna satu hati, berbulat tekad tanpa harus mengorbankan perbedaan.
v  Peningsetan
Lambang kuatnya ikatan pembicaraan untuk mewujudkan dua kesatuan yang ditandai dengan tukar cincin antara kedua calon pengantin.
v  Asok tukon
Hakikatnya adalah penyerahan dana berupa sejumlah uang untuk membantu meringankan keuangan kepada keluarga pengantin putri.
v  Gethok dina
Menetapkan kepastian hari untuk ijab qobul dan resepsi. Untuk mencari hari, tanggal, bulan, biasanya dimintakan saran kepada orang yang ahli dalam perhitungan Jawa.
c.       Babak III (Tahap Siaga)
Pada tahap ini, yang akan punya hajat mengundang para sesepuh dan sanak saudara untuk membentuk panitia guna melaksanakan kegiatan acara-acara pada waktu sebelum, bertepatan, dan sesudah hajatan.
v  Sedhahan (Yaitu cara mulai merakit sampai membagi undangan)
v  Kumbakarnan (Pertemuan membentuk panitia hajatan mantu, dengan cara):
v  pemberitahuan dan permohonan bantuan kepada sanak saudara, keluarga, tetangga, handai taulan, dan kenalan.
v  adanya rincian program kerja untuk panitia dan para pelaksana.
v  mencukupi segala kerepotan dan keperluan selama hajatan.
v  pemberitahuan tentang pelaksanaan hajatan serta telah selesainya pembuatan undangan.
v  Jenggolan atau Jonggolan
Saatnya calon pengantin sekalian melapor ke KUA (tempat domisili calon pengantin putri). Tata cara ini sering disebut tandhakan atau tandhan, artinya memberi tanda di Kantor Pencatatan Sipil akan ada hajatan mantu, dengan cara ijab.
d.      Babak IV (Tahap Rangkaian Upacara)
Tahap ini bertujuan untuk menciptakan nuansa bahwa hajatan mantu sudah tiba. Ada beberapa acara dalam tahap ini, yaitu :
v  Pasang tratag dan tarub
Pemasangan tratag yang dilanjutnya dengan pasang tarub digunakan sebagai tanda resmi bahwa akan ada hajatan mantu dirumah yang bersangkutan. Tarub dibuat menjelang acara inti. Adapun ciri kahs tarub adalah dominasi hiasan daun kelapa muda (janur), hiasan warna-warni, dan kadang disertai dengan ubarampe berupa nasi uduk (nasi gurih), nasi asahan, nasi golong, kolak ketan dan apem.
v  Kembar mayang
Berasal dari kata â€Å“kembar” artinya sama dan â€Å“mayang” artinya bunga pohon jambe atau sering disebut Sekar Kalpataru Dewandaru, lambang kebahagiaan dan keselamatan. Jika pawiwahan telah selesai, kembar mayang dilabuh atau dibuang di perempatan jalan, sungai atau laut dengan maksud agar pengantin selalu ingat asal muasal hidup ini yaitu dari bapak dan ibu sebagai perantara Tuhan Yang Maha Kuasa. Barang-barang untuk kembar mayang adalah:
¨  Batang pisang, 2-3 potong, untuk hiasan. Biasanya diberi alas dari tabung yang terbuat dari kuningan.
¨  Bambu aur untuk penusuk (sujen), secukupnya.
¨  Janur kuning, ± 4 pelepah.
¨  Daun-daunan: daun kemuning, beringin beserta ranting-rantingnya, daun apa-apa, daun girang dan daun andong.
¨  Nanas dua buah, pilih yang sudah masak dan sama besarnya.
¨  Bunga melati, kanthil dan mawar merah putih.
¨  Kelapa muda dua buah, dikupas kulitnya dan airnya jangan sampai tumpah. Bawahnya dibuat rata atau datar agar kalau diletakkan tidak terguling dan air tidak tumpah.

v  Pasang tuwuhan (pasren)
Tuwuhan dipasang di pintu masuk menuju tempat duduk pengantin. Tuwuhan biasanya berupa tumbuh-tumbuhan yang masing-masing mempunyai makna :
¨  Janur (Harapannya agar pengantin memperoleh nur atau cahaya terang dari Yang Maha Kuasa)
¨  Daun kluwih (Semoga hajatan tidak kekurangan sesuatu, jika mungkin malah dapat lebih (luwih) dari yang diperhitungkan)
¨  Daun beringin dan ranting-rantingnya (Diambil dari kata ingin, artinya harapan, cita-cita atau keinginan yang didambakan mudah-mudahan selalu terlaksana)
¨  Daun dadap serep (Berasal dari suku kata â€Å“rep” artinya dingin, sejuk, teduh, damai, tenang tidak ada gangguan apa pun)
¨  Seuntai padi (pari sewuli) Melambangkan semakin berisi semakin merunduk. Diharapkan semakin berbobot dan berlebih hidupnya, semakin ringan kaki dan tangannya, dan selalu siap membantu sesama yang kekurangan.
¨  Cengkir gadhing Air kelapa muda (banyu degan), adalah air suci bersih, dengan lambang ini diharapkan cinta mereka tetap suci sampai akhir hayat.
¨  Setundhun gedang raja suluhan (setandan pisang raja) Semoga kelak mempunyai sifat seperti raja hambeg para marta, mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
¨  Tebu wulung watangan (batang tebu hitam) Kemantapan hati (anteping kalbu), jika sudah mantap menentukan pilihan sebagai suami atau istri, tidak tengok kanan-kiri lagi.
¨  Kembang lan woh kapas (bunga dan buah kapas) Harapannya agar kedua pengantin kelak tidak kekurangan sandang, pangan, dan papan. Selalu pas, tetapi tidak pas-pasan.
¨  Kembang setaman dibokor (bunga setaman yang ditanam di air dalam bokor). Harapannya agar kehidupan kedua pengantin selalu cerah ibarat bunga di taman.

v  Siraman
Ubarampe yang harus disiapkan berupa air bunga setaman, yaitu air yang diambil dari tujuh sumber mata air yang ditaburi bunga setaman yang terdiri dari mawar, melati dan kenanga. Tahapan upacara siraman adalah sebagai berikut :
q  calon pengantin mohon doa restu kepada kedua orangtuanya.
q  calon mantu duduk di tikar pandan tempat siraman.
q  calon pengatin disiram oleh pinisepuh, orangtuanya dan beberapa wakil yang ditunjuk. yang terakhir disiram dengan air kendi oleh bapak ibunya dengan mengucurkan ke muka, kepala, dan tubuh calon pengantin. Begitu air kendi habis, kendi lalu dipecah sambil berkata â€Å“Niat ingsun ora mecah kendi, nanging mecah pamore anakku wadon”.
v  Adol dhawet
Upacara ini dilaksanakan setelah siraman. Penjualnya adalah ibu calon pengantin putri yang dipayungi oleh bapak. Pembelinya adalah para tamu dengan uang pecahan genting (kreweng). Upacara ini mengandung harapan agar nanti pada saat upacara panggih dan resepsi, banyak tamu dan rezeki yang datang.
v  Midodareni
Midodareni adalah malam sebelum akad nikah, yaitu malam melepas masa lajang bagi kedua calon pengantin. Acara ini dilakukan di rumah calon pengantin perempuan. Dalam acara ini ada acara nyantrik untuk memastikan calon pengantin laki-laki akan hadir dalam akad nikah dan sebagai bukti bahwa keluarga calon pengantin perempuan benar-benar siap melakukan prosesi pernikahan di hari berikutnya. Midodareni berasal dari kata â€Å“widodareni” (bidadari), lalu menjadi â€Å“midodareni” yang berarti membuat keadaan calon pengantin seperti bidadari. Dalam dunia pewayangan, kecantikan dan ketampanan calon pengantin diibaratkan seperti Dewi Kumaratih dan Dewa Kumajaya.
e.       Babak V (Tahap Puncak Acara)
a.      Ijab qobul
Peristiwa penting dalam hajatan mantu adalah ijab qobul dimana sepasang calon pengantin bersumpah di hadapan naib yang disaksikan wali, pinisepuh dan orang tua kedua belah pihak serta beberapa tamu undangan. Saat akad nikah, ibu dari kedua pihak, tidak memakai subang atau giwang guna memperlihatkan keprihatinan mereka sehubungan dengan peristiwa menikahkan atau ngentasake anak.
b.      Upacara panggih
Adapun tata urutan upacara panggih adalah sebagai berikut :
§  Liron kembar mayang (Saling tukar kembar mayang antar pengantin, bermakna menyatukan cipta, rasa dan karsa untuk mersama-sama mewujudkan kebahagiaan dan keselamatan)
§  Gantal (Daun sirih digulung kecil diikat benang putih yang saling dilempar oleh masing-masing pengantin, dengan harapan semoga semua godaan akan hilang terkena lemparan itu).
c.       Ngidak endhog
Pengantin putra menginjak telur ayam sampai pecah sebagai simbol seksual kedua pengantin sudah pecah pamornya.
d.      Pengantin putri mencuci kaki pengantin putra
Mencuci dengan air bunga setaman dengan makna semoga benih yang diturunkan bersih dari segala perbuatan yang kotor.
e.       Minum air degan
Air ini dianggap sebagai lambang air hidup, air suci, air mani (manikem).
f.       Di-kepyok dengan bunga warna-warni
Mengandung harapan mudah-mudahan keluarga yang akan mereka bina dapat berkembang segala-galanya dan bahagia lahir batin.
g.      Masuk ke pasangan
Bermakna pengantin yang telah menjadi pasangan hidup siap berkarya melaksanakan kewajiban.
h.      Sindur
Sindur atau isin mundur, artinya pantang menyerah atau pantang mundur. Maksudnya pengantin siap menghadapi tantangan hidup dengan semangat berani karena benar. Setelah melalui tahap panggih, pengantin diantar duduk di sasana riengga, di sana dilangsungkan tata upacara adat Jawa, yaitu :
i.        Timbangan
Bapak pengantin putri duduk diantara pasangan pengantin, kaki kanan diduduki pengantin putra, kaki kiri diduduki pengantin putri. Dialog singkat antara Bapak dan Ibu pengantin putri berisi pernyataan bahwa masing-masing pengantin sudah seimbang.
j.        Kacar-kucur
Pengantin putra mengucurkan penghasilan kepada pengantin putri berupa uang receh beserta kelengkapannya. Mengandung arti pengantin pria akan bertanggung jawab memberi nafkah kepada keluarganya.
k.      Dulangan
Antara pengantin putra dan putri saling menyuapi. Hal ini mengandung kiasan laku memadu kasih diantara keduanya (simbol seksual). Dalam upacara dulangan ada makna tutur adilinuwih (seribu nasihat yang adiluhung) dilambangkan dengan sembilan tumpeng yang bermakna :
ü  tumpeng tunggarana : agar selalu ingat kepada yang memberi hidup.
ü   tumpeng puput : berani mandiri.
ü  tumpeng bedhah negara : bersatunya pria dan wanita.
ü  tumpeng sangga langit : berbakti kepada orang tua.
ü  tumpeng kidang soka : menjadi besar dari kecil.
ü  tumpeng pangapit : suka duka adalah wewenang Tuhan Yang Maha Esa.
ü  tumpeng manggada : segala yang ada di dunia ini tidak ada yang abadi.
ü  tumpeng pangruwat : berbaktilah kepada mertua.
ü  tumpeng kesawa : nasihat agar rajin bekerja.
l.        Sungkeman
Sungkeman adalah ungkapan bakti kepada orang tua, serta mohon doa restu. Caranya, berjongkok dengan sikap seperti orang menyembah, menyentuh lutut orang tua pengantin perempuan, mulai dari pengantin putri diikuti pengantin putra, baru kemudian kepada bapak dan ibu pengantin putra.
3.     PERNKAHAN ADAT SUNDA
Rangkaian acaranya di mulai dari pembicaraan orang tua dari pihak kedua mempelai sampai acara yang dinamakan: muka panto (buka pintu). Bagi banyak orang Sunda, tahap-tahap proses adat pernikahan wajib dilakukan. berbagai proses acara pernikahan khas Sunda sebelum dan sesudah pernikahan adalah sebagai berikut:
Pertama, tahap Nendeun Omong. Tahap ini adalah pembicaraan orang tua kedua pihak mempelai atau siapapun yang dipercaya jadi utusan pihak pria yang punya rencana mempersunting seorang gadis sunda. Orang tua atau sang utusan datang bersilaturahmi dan menyimpan pesan bahwa kelak sang gadis akan dilamar. Sebelumnya memang orang tua masing-masing sudah membuat kesepakatan untuk menjodohkan atau laki-laki dan perempuannya sudah sepakat untuk ‘mengikat janji’ dalam suatu ikatan pernikahan, maka selanjutnya orang tua pria datang sendiri atau menyuruh orang ke rumah sang gadis untuk menyampaikan niat. Intinya, neundeun omong (titip ucap, menaruh perkataan atau menyimpan janji) yang menginginkan sang gadis agar menjadi menantunya. Dalam hal ini, orang tua atau utusan memerlukan kepandaian berbicara dan berbahasa, penuh keramahan.
Kedua, tahap Lamaran. Tahap melamar atau meminang ini sebagai tindak lanjut dari tahap pertama. Proses ini dilakukan orang tua calon pengantin keluarga sunda dan keluarga dekat. Hampir mirip dengan yang pertama, bedanya dalam lamaran, orang tua laki-laki biasanya mendatangi calon besannya dengan membawa makanan atau bingkisan seadanya, membawa lamareun sebagai simbol pengikat (pameungkeut), bisa berupa uang, seperangkat pakaian, semacam cincin pertunangan, sirih pinang komplit dan lainnya, sebagai tali pengikat kepada calon pengantin perempuannya. Selanjutnya, kedua pihak mulai membicarakan waktu dan hari yang baik untuk melangsungkan pernikahan.
Ketiga, tahap Tunangan. Tahap ini adalah prosesi ‘patuker beubeur tameuh’, yaitu dilakukan penyerahan ikat pinggang warna pelangi atau polos kepada si gadis.
Keempat, tahap Seserahan (3 – 7 hari sebelum pernikahan). Calon pengantin pria membawa uang, pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan, dan lain-lain.
Kelima, tahap Ngeuyeuk seureuh (opsional, jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan, maka seserahan dilaksanakan sesaat sebelum akad nikah). Tahap ini dilakukan sebagai berikut:
v  Dipimpin Pengeuyeuk.
v  Pengeuyek mewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu kepada kedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yang disediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.
v  Diiringi lagu kidung oleh Pangeuyeuk
v  Disawer beras, agar hidup sejahtera.
v  Dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih sayang dan giat bekerja.
v  Membuka kain putih penutup pengeuyeuk. Melambangkan rumah tangga yang akan dibina masih bersih dan belum ternoda.
v  Membelah mayang jambe dan buah pinang (oleh calon pengantin pria). Bermakna agar keduanya saling mengasihi dan dapat menyesuaikan diri.
v  Menumbukkan alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali (oleh calon pengantin pria).
Keenam, tahap Membuat Lungkun. Dua lembar sirih bertangkai saling dihadapkan. Digulung menjadi satu memanjang. Diikat dengan benang kanteh. Diikuti kedua orang tua dan para tamu yang hadir. Maknanya, agar kelak rejeki yang diperoleh bila berlebihan dapat dibagikan kepada saudara dan handai taulan.
Ketujuh, tahap Berebut uang di bawah tikar sambil disawer. Melambangkan berlomba mencari rejeki dan disayang keluarga.
Kedepalan, tahap Upacara Prosesi Pernikahan:
v  Penjemputan calon pengantin pria , oleh utusan dari pihak wanita
v  Ngabageakeun, ibu calon pengantin wanita menyambut dengan pengalungan bunga melati kepada calon pengantin pria, kemudian diapit oleh kedua orang tua calon pengantin wanita untuk masuk menuju pelaminan.
v  Akad nikah, petugas KUA, para saksi, pengantin pria sudah berada di tempat nikah. Kedua orang tua menjemput pengantin wanita dari kamar, lalu didudukkan di sebelah kiri pengantin pria dan dikerudungi dengan tiung panjang, yang berarti penyatuan dua insan yang masih murni. Kerudung baru dibuka saat kedua mempelai akan menandatangani surat nikah.
v  Sungkeman,
v   Wejangan, oleh ayah pengantin wanita atau keluarganya.
v   Saweran, kedua pengantin didudukkan di kursi. Sambil penyaweran, pantun sawer dinyanyikan. Pantun berisi petuah utusan orang tua pengantin wanita. Kedua pengantin dipayungi payung besar diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung.
v  Meuleum harupat, pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat disiram pengantin wanita dengan kendi air. Lantas harupat dipatahkan pengantin pria.
v   Nincak endog (menginjak telur), pengantin pria menginjak telur dan elekan sampai pecah. Lantas kakinya dicuci dengan air bunga dan dilap pengantin wanita.
v   Muka Panto (buka pintu). Diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan.

4.     TATA CARA PERKAWINAN ADAT DI MANDAR

Defenisi perkawinan tradisional mandar adalah ikatan hidup bersama antara laki-laki dan wanita sebagai hasil kesepakatan rumpun keluarga kedua belah pihak dengan dasar mau-sama mau atau cocok di tinjau dari segi maratabat dan keturunan.
Defenisi di atas di susun dalam imajinasi zaman lampau di mandar dimana pemilihan jodoh bagi setiap anak, gadis atau janda, jejaka ataupun duda masih ditentukan secara mutlak oleh orang tua dan rumpun keluarga. Proses terjadinya perkawinan normal menurut tradisional mandar dari awal sampai akhir (sampai lahirnya seorang anak) dari hasil suatu perkawinan adalah sebagai berikut.
a.      Naindo nawa-nawa (jatuh hati)
Dizaman tradisional, jatuh hati yang dimaksud disini adalah orang tua, karena status anak di zaman ini hanya menerima pilihan orang tua secara mutlak. Pemuda yang bersangkutan jarang sekali melihat gadis sebab pada saat itu gadis terpingit, dan yang bisa bebas mlihat gadis hanyalah para orang tua. Setelah anaknya menginjak remaja pada orang tua diam-diam meneliti gadis-gadis yang dianggap cocok dengannya lalu dibicarakan di rumpun keluarga untuk diminta persetujuan dan jika sudah mufakat semuanya
b.      Mambalaqbaq (rencana penentuan calon)
Mambalaqbaq adalah musyawaran rumpun keluarga untuk memilih seorang diantara sekian banyak calon yang disetujui dalam musyawarah naindo nawa-nawa. Dalam menentukan calon, persetujuan sang anak diminta (sesudah merdrka sampai sekarang), tetapi sebelumnya tidak diminta persetujuan anak.
c.       Messisiq (melamar)
Urusan pihak orang tua laki-laki datang pada orang tua wanita untuk menanyakan apa ada jalan (lowongan) untuk melamar anaknya atau tidak. Dalam istilah mandar “mettuleq dimawanaya tangalalang” (bertanya apakah jalan tidak bronak/berduri,maksudnya apakah putri dimaksid belum ada yang lamar).   Jika jawabannya jalan bersih tidak berduri, maka lamaran di lanjutkan, jika beronak lamaran tidak di lanjutkan dan mencari yang lain.
d.      Mettumae (melamar)
Upacara kunjungan resmi rumpun keuarga laki-laki kepada keluarga wanita untuk melamar sambil menanyakan jumla`h belanja, paccanring, serta segala sesuatunya kecuali sorong (mas kawin). Biasanya pembicara disini belum final karna jumlah belanja dan sebagainya harus dimusyawarakan lagi kedua belah pihak antara rumpun keluarga masing-masing.
e.       Mattanda jari (mappajari)
Pertemuan dan musyawarah resmi dirumah pihak perempuan untuk menentukan jadi/tidaknya pertungan dan sekaligus meresmikan pertunangan jika telah dicapai musyawarah mufakat.
f.       Mappande manuq
Sejak resminya pertunangan, pihak laki-laki harus memperhatikan tunangannya yang dilakukan oleh orang tua laki-laki dengan jalan memberi sesuatu pada situasi tertentu, misalnya pada hari lebaran, mau memasuki bulan Ramadan (puasa) dan sebagainya.
g.      Mattanda allo
Musyawarah antara pihak keluarga laki-laki dan perempuan untuk menentukan hari perkawinan atau palaksanaan serta beberapa hal yang penting untuk dibicarakan.
h.      Maccanring
Mengantar seluru bahan yang akan dipakai dalam pesta perkawinan kepada pihak wanita termasuk beberapa hal yang sudah disetujui bersama. Maccandring dilakukan semeriah mungkin diikuti oleh rumpun keluarga dan handai tolan, tua atau muda, laki-laki atau wanita. Bawaan dan caranya punya aturan tersendiri menurut aturan tradisi dan waktu pelaksanaannya, biasanya dari pukul 14.00 sampai pukul 16.00 (tergantung tradisi setempat). Dalam acara maccandring biasanya diikuti sertakan seekor sapi dll. Menurut adat kebiasaan masing – masing dikerajaan balanipa disampingsemua buah – buahan juga semua keperluan dapur dalam acara maccandring tersebut.
i.        Mappaqduppa
Pemberian satu stel pakaian laki – laki lengkap kepada mempelai laki– laki dari membelai wanita yang diantar keluarganya. Mulai dari zaman sesudah indonesia merdeka, pelaksanaan mappaqduppa ini dilakukan pada malam atau siang hari sebelum perkawinaan dilaksanakan dan pappaqduppa ini dipakai kawin oleh laki – laki.
j.        Maqlolang
Kunjungan resmi calon mempelai laki-laki bersama sahabat-sahabatnya kerumah calon mempelai wanita untuk meramah tamah kekeluargaan. Maqlolang ini paling sempurna diadakan mulai tujuh hari sebelum perkawinan sampai hari perkawinan, atau tiga hari sebelumnya, tapi juga satu kali saja, yakini pada malam yang besoknya akan dilaksanakan perkawinan. Upacara ini selalu dilakukan waktu malam hari.
k.      Metindor
Arak-arakan dengan pakaian adat mengantar mempelai laki-laki kerumah mempelai wanita untuk kawin pada hari pelaksanaan perkawinan. Acara metindor dari rumah mempelai pria ke rumah mempelai wanita dengan dihadiri oleh seluruh keluuarga dan handai tolan untuk ikut serta menyaksikan pernikahan dan ikut serta mendoakan kedua mempelai.
l.        Melattigi
Upacara pemberian pacar kepada kedua mempelai oleh para anggota hadat (anak pattolala adaq) secara tersusu menurut level tradisi setempat, yang selalu dimulai oleh Qadhi setempat. Upacara ini terjadi hanya terjadi bagi bangsawan hadat ataupun bangsawan raja bila ia atau anak-anaknya kawin. Bagi tau samar dan batua tidak boleh tidak boleh melakukan di zaman dahulu, tetapi sekarang pelaksaannya kabur sekali. Hampir sudak tidak ad orang yang kawin normal tidak melattigi.
m.    Likka/kaweng (kawin)
Sesudah acara pelattigian, maka akad nikah dilaksanakan dengan lebih dahulu pihak wali menyerahkan kewalian para qadzi yang akan menikahkannya. Perkawinan di saksikan oleh aparat agama setempat yang ditunjuk qadzi atau aparat kantor urusan agama setempat yang kompeten.
n.      Acara mappi’dei sulung
Suatu tradisi yang tak dapat dilalaikan ialah sesudah mempelai laki-laki menemui mempelai wanita dari kamarnya bersalaman, dan setelah menempuh beberapa pintu memasuki kamar (istilah mandarnya) pembuai baqba’ dan pambuai baco’, maka mempelai laki-laki keluarlah dari kamar dan langsung ketempat yang telah di tentukan untuk meniup sekaligus api yang sedang menyala/obor api yang sebang menyala.








 itulah contoh makalah tersebut,, semoga bermanfaat... heheheh